SHARE

Infografik

CARAPANDANG - Sebagaimana dimaklumi bersama, salah organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah, dalam menentukan awal Ramadhan maupun lainnya menggunakan metode hisab wujudul hilal (perhitungan). Sementara organisasi Islam lainnya, seperti Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan rukyatul hilal (melihat bulan). Dampak dari perbedaan metode ini, kerap menimbulkan perbedaan penetapan awal puasa Ramadhan, maupun Idul Fitri.

Tahun ini Muhammadiyah telah memutuskan 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada Senin, 2 Mei 2022 Masehi.  Tidak ada uang meragukan bahwa Nabi Muhammad SAW menggunakan rukyat dalam penentuan awal bulan. 

Lantas mengapa Muhammadiyah memilih menggukan  hisab? Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Rahmadi Wibowo  menyampaikan  alasannya.  Ada sembilan alasan, yaitu:  

1. Semangat Al Quran adalah penggunaan hisab

2. Hadis-hadis yang memerintahkan rukyat adalah perintah berillat

3. Rukyat bukan ibadah, melainkan sarana

4. Rukyat tidak bisa digunakan untuk membuat kalender unifikatif

5. Rukyat tidak dapat meramalkan tanggal jauh hari kedepan

6. Rukyat tidak bisa menyatukan awal bulan Islam secara global

7. Jangkauan rukyat terbatas

8. Rukyat menimbulkan masalah dalam pelaksaan puasa Arafah

9. Faktor Alam seperti Cuaca

Tags
SHARE