SHARE

istimewa

Ia juga mengingatkan bahwa konsumsi GGL berlebihan dapat menyebabkan risiko menderita penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, hipertensi, peningkatan kolesterol, penyakit kardiovaskuler, penyakit serebrovaskuler, hingga gangguan pada ginjal atau hati.

“PTM itu dapat menyebabkan tingginya angka kematian dan angka kesakitan, baik yang ada di dunia maupun di Indonesia,” katanya.

Apabila seseorang sudah terjebak dan sulit untuk menghentikan kebiasaan buruk mengonsumsi GGL berlebih, Krisnugra membagikan sejumlah kiat yang dapat dilakukan, yang dimulai dari melatih diri untuk membangun kebiasaan konsumsi GGL sesuai dengan kebutuhan individu.

Ketika membeli makanan dan minuman dalam kemasan, Krisnugra mengingatkan agar masyarakat senantiasa mengecek kembali jumlah kandungan GGL. Konsumsi camilan dalam kemasan bisa dibatasi dengan cara memakan makanan gizi seimbang secara teratur serta minum jus buah murni tanpa bahan tambahan, terutama diolah sendiri alih-alih membeli.

“Dan itu dimulai dari dini, mulai dari sekolah-sekolah, anak-anak. Karena anak-anak itu kalau nanti kebiasaannya mengonsumsi GGL tinggi, maka biasanya akan terbawa sampai dewasa,” kata Krisnugra.
 

Halaman :
Tags
SHARE