SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut didorong oleh meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, namun dolar AS yang lebih kuat menahan keuntungan logam kuning lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 5,40 dolar AS atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 1.681,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.693,50 dolar AS dan posisi terendah di 1.663,30 dolar AS.

Emas berjangka terdongkrak 4,60 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.675,70 dolar AS pada Rabu (21/9/2022), setelah jatuh 7,10 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.671,10 dolar AS pada Selasa (20/9/2022), dan tergelincir 5,30 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.678,20 dolar AS pada Senin (19/9/2022).

Perang di Ukraina kian memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memanggil 300.000 tentara cadangan untuk berperang dan mendukung rencana guna mencaplok bagian-bagian negara itu, mengisyaratkan bahwa dia siap untuk menggunakan senjata nuklir.

Putin mengatakan dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial, yang secara signifikan meningkatkan apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, dan memperingatkan bahwa Moskow akan merespons dengan kekuatan seluruh persenjataannya jika Barat melanjutkan apa yang disebutnya sebagai "nuclear blackmail".

Namun demikian, kekuatan dalam dolar AS, didorong oleh kenaikan suku bunga 75 basis poin Federal Reserve pada Rabu (21/9/2022), membatasi pertumbuhan emas.

Emas sempat jatuh dalam perdagangan elektronik setelah pertemuan Federal Reserve pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan tiga perempat poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini adalah ketiga kalinya bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin tahun ini.

Halaman :