SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Dinas Pertanian Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara,  mengembangkan cabai varietas unggulan bernama kaliber agar produktivitas naik signifikan karena sifat tanaman varietas itu yang selain mudah dirawat juga memiliki kualitas cukup baik.

Kepala Dinas Pertanian Madina, Siar Nasution, di Panyabungan, Rabu, mengatakan, pihaknya akan terus mendorong masyarakat agar menanam cabai dan meningkatkan luas tanam dan produksi cabai.

Upaya itu dinilai perlu dilakukan karena kebutuhan cabai setiap tahunnya yang semakin meningkat.

"Untuk menekan laju inflasi harga cabai, kami mendorong masyarakat untuk mengembangkan tanaman cabai khususnya varietas kaliber," katanya.

Ia mengatakan upaya menekan laju inflasi merupakan tindak lanjut rapat Bupati Madina dan Wakil Bupati bersama Gubernur Sumatera Utara beberapa waktu lalu terkait upaya penekanan inflasi tanaman hortikultura di dalam negeri khususnya di Provinsi Sumatera Utara.

Dalam pengembangannya, Dinas Pertanian nantinya akan membagikan bibit cabai dan polybag kepada beberapa kelompok tani binaan yang ada di Mandailing Natal.

"Sesuai dengan arahan bupati, dinas pertanian nantinya akan membagikan bibit dan polybag kepada beberapa kelompok tani binaan Dinas Pertanian," ujarnya.

Menurut dia, Kabupaten Madina perlu menekan inflasi jenis tumbuhan cabai merah dan cabai rawit. Sedangkan untuk jenis tumbuhan lainnya dan ternak masuk kategori surplus atau sudah melebihi hasil biasanya.

Dia menjelaskan, saat ini kelompok tani binaan di Manyabar Jae telah mulai menanam cabai jenis kaliber (cabai setan) itu. Jenis cabai ini memiliki kualitas yang tinggi dan mudah dirawat.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Karya Bersama, Ali Asran Nasution mengaku baru kali ini menanam cabai jenis kaliber. Awalnya, dia tergiur ajakan sahabatnya di Yogyakarta tentang peluang bercocok tanam cabai Kaliber itu.

Asran menerangkan, perawatan cabai kaliber ini lebih mudah 50 persen dibanding perawatan cabai biasa lainnya. Sementara jangka waktu tanam hingga panen memakan waktu 100 hari.

"Cabai yang biasa digunakan untuk masakan ayam penyet di cafe-cafe adalah menggunakan cabai ini. Tekanan pedas sungguh tinggi, harganya pun mencapai Rp120 ribu per kilogram," katanya.

Tags
SHARE