SHARE

Ilustrasi | Istimewa

Tak lama kemudian, seorang pengurus rumah tangga yang sedang menjemput anak majikannya, membeli pakaian itu untuk tuan kecilnya. Tuan kecil itu yang berusia 10 tahun sangat menyukai pakaian itu, sehingga ia memberikan tip 5 dolar. Tentu saja 25 dollar adalah jumlah yang besar bagi Jordan, setara dengan satu bulan gaji dari ayahnya.

Sukses menjual pakaian bekas dengan harga 25 dollar, sang ayah kembali menyuruh Jordan untuk menjual sepotong pakaian bekas dengan harga yang jauh lebih mahal yakni 200 dollar. Selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu ia mencoba menjual pakaian tersebut dengan harga yang diminta ayahnya, namun tak membuahkan hasil. Akhirnya tepat 2 bulan kemudian, ia sukses menjual pakaian tersebut dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga awal yakni 1.200 dollar. Kenapa bisa?

Ya, selama 2 bulan memutar otak bagaimana cara menjual pakaian bekas tersebut, akhirnya sebuah jalan terpampang nyata didepannya. Saat itu kebetulan seorang aktris film populer “Charlie Angels”, Farah Fawcett datang ke New York melakukan promo. Dengan otak cerdasnya yang dapat berpikir dengan cepat, akhirnya Jordan nekat menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi Farah Fawcett dan meminta tanda tangan artis tersebut di pakaian bekasnya. Sukses mendapat tanda tangan Farah Fawcett, Jordan pun segera melelang pakaian tersebut. Hingga akhirnya, Jordan mampu menjualnya dengan harga 1.200 dollar pada seorang pengusaha.

Kegigihan Jordan tersebut membuat ayahnya terharu hingga menangis, beliau tidak percaya bahwa anaknya sangat hebat mampu melakukan tantangan darinya. Dari tantangan yang diberikan ayahnya tersebut, ternyata sang ayah mencoba memberikan sebuah pelajaran hidup pada Jordan dimana sang ayah hanya ingin memberitahunya bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa ditingkatkan nilainya, apalagi kita sebagai manusia yang hidup? Mungkin kita berkulit lebih gelap dan lebih miskin, tapi apa bedanya? Tergantung bagaimana kita mendayagunakan potensi yang ada dalam diri kita masing-masing.”

Seketika dalam pikiran Jordan seakan ada matahari yang terbit. Sejak saat itu, dalam hal apapun, Michael Jordan merasa bahwa masa depannya indah dan penuh harapan. Dia mengasah potensinya hingga akhirnya dia menjadi salah seorang pemain basket terhebat di dunia ini dan menjadi salah seorang atlet terkaya.

3. Tertarik dengan basket sejak kecil

Terlepas dari aktifitasnya berjualan pakaian bekas, Jordan memang tumbuh sebagai seorang anak yang menyukai basket. Apalagi dirinya memiliki daya saing dan semangat yang tinggi. Semangatnya untuk bermain basket dipicu dari persaingannya dengan sang kakak, Larry. Mereka berdua sering berhadapan satu lawan satu di halaman belakang rumahnya, dan biasanya Jordan kalah karena Larry selalu mendominasi. Namun semakin bertumbuhnya mereka, Larry hanya memiliki tinggi badan 170 cm, tinggi badan yang dianggap tidak ideal untuk bermain bola basket. Tentu hal ini sangat dimanfaatkan oleh Jordan untuk dapat mengalahkan kakaknya tersebut. Memiliki tinggi badan terpaut 5 cm lebih tinggi dari kakaknya pada waktu itu, Jordan sukses mengalahkan sang kakak dalam duel satu lawan satu.

Halaman :
Tags
SHARE